Identifikasi Boraks pada Bahan Makanan | Laboratorium
Tanggal
Praktikum
Awal :
Kamis, 09 November 2017
Akhir : Kamis, 09 November 2017
A.
Tujuan :
Mengidentifikasi kandungan boraks
pada makanan
B.
Dasar Teori :
Boraks adalah
senyawa berbentuk Kristal putih, tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan
normal. Boraks merupakan nama dagang dari senyawa natrium tertra borat
(Nab4O7.10H2O). Boraks biasanya digunakan sebagai bahan pembuatan detergen,
mengurangi kesadahan air dan antiseptik.
Boraks dapat
memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus serta
memiliki kekenyalan yang khas. Dengan kemampuan tersebut, boraks sering
disalahgunakan oleh para produsen makanan untuk mengawetkan bahan makanan
seperti baso, mie, cilok, otak-otak dengan ciri-ciri tekstur kenyal, tidak
lengket dan tidak mudah putus untuk mie.
Namun, boraks merupakan bahan makanan yang dilarang untuk digunakan karena
sangat berbahaya bagi tubuh manusia karena bersifat racun.
Untuk mengetahui
adanya boraks pada makanan dapat dilakukan dengan uji nyala serta uji dengan
kunyit. Pada uji nyala, sempel terlebih dahulu dibakar sampai terbentuk arang.
Kemudiann diasamkan dengan H2SO4 pekat lalu ditetesi methanol dan dibakar.
Jika mengandung boraks, maka akan timbul
nyala berwarna hijau sampel yang dibakar, adapun reaksinya :
Na2b4O7 + H2SO4 + 5H2O → 4H3BO3 +
SO42- + 2Na+
Selain dengan
uji nyala, addapun dengan uji menggunakan kunyit. Maka jikahasilnya positif
terbentuk warna merah lembayung. Sifat fisika boraks :
1. Mudah larut dalam air
2. Padatan berwarna putih
3. Tidak berbau
Kegunaan boraks :
1. Zat pembersih
2. Bahan baku detergen
3. Pengawet dan antiseptic kayu
4. Pengontrol kecoa
Bahaya boraks :
1. Akut : mual, muntah, mata berair, sakit perut dan
pusing
2. Kronik : gagal ginjal dan control
C.
Sifat Fisika dan Kimia Bahan
No
|
Nama
Bahan
|
Sifat
Fisika
|
Sifat Kimia
|
1
|
Aquades
|
-
Berwujud
cair
-
Tidak
berbau
-
Tidak
berwarna
-
Berat
molekul 18,02 g/mol
-
Titik
didih 100◦C
|
-
Tidak
dapat terbakar
-
Memiliki
Ph = 7
-
Merupakan
produk stabil
-
Tidak
bersifat korosif
-
Tidak
beracun
|
2
|
H2SO4
pekat
|
-
Berwujud
cair
-
Tidak
berwarna
-
Tidak
berbau
-
Titik
didih 270◦ C
-
Berat
molekul 98, 029/mol
|
-
Direaksikan
dengan basa membentuk garam dan air
-
Agen
dehidrasi kuat dan berbahaya
|
3
|
Metanol
|
-
Berwujud
cair
-
Tidak
berwarna
-
Titik
didih 64,5◦ C
-
Titik
leleh -97◦ C-142 F
|
-
Mudah
terbakar
-
Beracun
|
4
|
Boraks
|
-
Berbentuk
serbuk
-
Berwarna putih
-
Tidak
berbau
-
Dilarutkan
dalam air membentuk asam borat
|
-
Bersifat
karsinogen
-
Nyala
hijau jika dibakar + etanol
|
D.
Alat dan Bahan
Alat : 1. Lumpang dan alu 1 buah
2.
Kain kassa
3.
Corong 2 buah
4.
Gelas kimia 2 buah
5.
Pipet tetes 2 buah
6.
Kaca arloji 1 buah
7.
Neraca 1 buah
8.
Cutter 1 buah
9.
Pembakar spirtus 1 buah
10. Pembakar
spirtus 1 buah
11. Kassa 1 buah
12. Kertas
saring 1 buah
13. Cawan
krus 1 buah
14. Tang
krus 1 buah
15. Segitiga
porselen 1 buah
Bahan : 1. Baso
2. Mie basah
3. kunyit
4. Metanol
5. H2SO4
6. Aquades
E. Prosedur Kerja :
a) Uji nyala
Langkah
Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
Kontrol
Positif boraks
1.
Timbang 1 gram boraks
2.
Masukan boraks kedalam cawan
krus, kemudian tambahkan 2 mL etanol
3.
Dekatkan nyala api pada borak,
kemudian amati warna nyala yang terbentuk
Uji
sampel
1.
Timbang 5 gram baso pada cawan
krus kemudian haluskan dengan menggunakan lumping dan alu
2.
Bakar baso sampai terbentuk
arang
3.
Tambahkan 10 tetes H2SO4 pekat
dan 2 mL methanol
4.
Dekatkaan nyala api pada
sempel, kemudian amati warna nyala yang terbentuk
5.
Ulangi langkah 1-4 untuk bahan
mie basah
|
*boraks
: berwujud padat serbuk, berwarna putih
*
Metanol : berwujud cair, tidak berwarna
Boraks
+ methanol → Nyala api hijau/ control positif
*Baso
: berwujud padat, warna putih pucat
Baso
+ H2SO4 + methanol → nyala api merah
*Mie
basah : padat, warna kuning
*H2SO4
: cair, tidak berwarna
Mie
+ H2SO4 + methanol → nyala api merah
|
b) Preparasi sampel
Langkah
Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1. Timbang
50 gram baso kemudian haluskan dengan menggunakan lumping dan alu
2.
Tambahkan 50 mL aquades kedalam
baso yang sudah dihaluskan
3. Saring
tahu yang sudah dilarutkan dengan aquades kemudian ambil filtratnya untuk di
uji lebih lanjut
|
Filtrate
baso : berwarna putih pucat
Filtrate
mie : berwarna kuning
|
c) Preparasi reagen kunyit
Langkah
Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
1. Timbang
50 gram kunyit kemudian haluskan dengan menggunakan lumpang dan alu
2.
Tambahkan 50 mL aquades kedalam
kunyit yang sudah dihaluskan
3. Saring
kunyit yang sudah dilarutkan dengan aquades kemudian ambil filtratnya
|
*kunyit
: padat, warna kuning
Filtrate
kunyit : warna kuning pekat
|
d) Kandungan boraks
Langkah
Kerja
|
Hasil
Pengamatan
|
Uji
kunyit
1. Teteskan
20 tetes ekstrak kunyit kedalam kertas saring kemudian diamkan selama 10
menit
2.
Teteskan 1-3 tetes ekstrak baso
pada kertas saring yang telah ditetesii kunyit. Amati dan catat perubahan
yang terjadi
3. Amati
langkah 1-2 untuk bahan mie basah
|
Kunyit
+ 3 tetes filtrate baso → tidak terjadi perubahan
Kunyit
+ tetes 3 tetes filtrate mie → tidak terjadi perubahan
|
F.
Analisis
Data
Sampel
|
Warna Sampel
|
Ketika Direaksika
|
Hasil
|
|
Nyala api
|
Uji kunyit
|
|||
Filtrat
baso
|
Putih
pucat
|
Nyala
api merah
|
Tidak ada
perubahan
|
Negatif
(-)
|
Filtrat
mie
|
Kuning
|
Nyala
api merah
|
Tidak ada
perubahan
|
Negatif
(-)
|
G. Pembahasan
Pada
praktikum kali ini, mengidentifikasi formalin pada bahan makanan dengan
menggunakan sampel baso dan mie. Praktikum ini menggunakan 2 uji, yaitu uji
nyala dan uji kunyit. Sebelum praktikum, dilakukan control positif terhadap
boraks. Boraks yang berbentuk serbuk ditambahkan methanol yang berwujud cair
dan tidak berwarna. Kemudian dibakar, sehingga menghasilkan nyala api berwarna
hijau.
Untuk
uji nyala, sampel baso yang dihaluskan denganlumpang dan alu dibakar sehingga
membentuk arang. Kemudian ditambahkan 10 tetes H2SO4 dan 2 mL methanol lalu
dibakar menghasilkan nyala api berwarna merah. Begitu juga pada sempel mie
dihaluskan dengan lumping dan alu dan dibakar sehingga membentuk arang.
Kemudian ditambahkan 10 tetes H2SO4 dan 2 mL methanol lalu dibakar menghasilkan
nyala api berwarna merah. Untuk hasil positif, uji ini ditandai dengan nyala
api berwarna hijau.
Untuk
uji kunyit, sebelumnya dilakukan preparasi sample terlebih dahulu. Baso yang
berbentuk bulat dan berwarna putih pucat. Mie berbentuk panjang berwarna
kuniing, didapat filtratnya berwarna kuning. Dan kunyit berbentuk panjang
bercabang dan berwarna kecoklatan didapt filtrate warna kuning pekat. Setalah itu,
kertas saring yang ditetesi 20 tetesi filtrate kunyit dan dikeringkan selama
beberapa menit. Dan ditambahkan 3 tetes filtrate baso. Tidak membentuk warna. Begitupun,
ketika kertas saring ditambahkan filtrate kunyit kemudian dikeringkan dan
ditetesi filtrate mie tidak terbentuk
warna. Sedangkan, untuk uji kunyit sampel yang mengandung boraks ditandai
dengan membentuk warna merah lembayung pada kertas saring.
Jadi,
pada praktikum kali ini mengidentifikasi boraks pada bahan makanan baso dan mie.
Dan hasilnya, sampel yang diuji dengan uji nyala membentuk nyala api warna
merah. Dan ketika di uji dengan kunyit tidak membentuk warna merah lembayung. Jadi,
sampel pada praktiukm kali ini tidak mengandung boraks.
Note : Untuk pembahasan
dan kesimpulan berdasarkan sampel yang di uji. Jadi, di sesuaikan dengan sample yang akan diuji. Karena
pada praktikum kali ini, saya mengidentifikasi sampel yang tidak mengandung
boraks
I. I. Daftar
Isi
-
http ://superakhwat08.wordpress.com/2011/04/24/ Tanggal unduh : 13
November 2017
-
http : //wiwidhiakaru.blogsppot.com/ Tanggal unduh : 13 November 2107
J. J. Lampiran
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
Boraks
+ Methanol (dibakar) → Nyala api hijau
|
|
2
|
||
3
|
Arang
baso + H2SO4 + methanol → Nyala api merah
|
|
4
|
Filtrat mie : kuning
Filtrat baso : Putih pucat
Filtrat
kunyit : kuning pekat
|
|
5
|
Kunyit + filtrate baso → Tidak terjadi perubahan
Kunyit
+ filtrate mie → Tidak terjadi perubahan
|
Madeps
BalasHapusmakasih gan :)
Hapus